[ BIOGRAFI ] ASIYAH "Sang Mawar Gurun Firaun"

blog untuk belajar seo dan blog
[ BIOGRAFI ] ASIYAH 
Sang Mawar Gurun Firaun


Asiyah binti Muzahim adalah salah satu cucu Raja Reyyan yang menjadi pengikut agama yang dibawa oleh Nabi Yusuf. Perjalanan Asiyah dimulai saat ia masih kecil. Apa-Aton, seorang abdi Raja Akhen bertugas melindungi Asiyah kecil dari pemberontak di bawah kepemimpinan Herembeb. Meskipun Apa buta karena kedua matanya disentuh dengan besi, keyakinan Apa terhadap Tuhan yang Satu tak pernah goyah.

BACA JUGA : FATIMAH AZ-ZAHRA "Kerinduan dari Karbala"

Untuk melindungi Asiyah dari kemurkaan para pemberontak, Apa melepaskan medali kerajaan yang tergantung di lehernya. Ketika rombongan imigran terus berjalan, Apa sibuk menyiapkan daftar anak-anak yang akan dimasukkan ke dalam Akademi Kerajaan. Mereka adalah Yes, Pare-Aton, Karonaim dan Hama-Aton.

Yes adalah nama lain dari Asiyah, gadis muda berusia lima belas tahun yang berparas cantik dan berhati emas. Anak kedua yaitu Pare-Aton, pemuda berasal dari Amarna yang berusia dua puluh tahun dipanggil sebutan "Ra". Ra menonjol dari keempat anak lainnya karena sifat kepemimpinannya. Anak ketiga yaitu Karonaim yang berasal dari suku Apiru biasa dipanggil dengan sebutan "Ka". Ka merupakan pemuda berusia tiga belas tahun yang jenius di bidang keilmuan. Anak terakhir yaitu Hama-Aton berumur dua puluh tahun. Panggilan kesehariannya yaitu "Ha". Sejak kecil Ha sangat cocok menjadi seorang penasihat.

BACA JUGA : KUPAS TUNTAS SOAL-SOAL TES KERJA DAN CPNS
Seperti yang sudah ditakdirkan, Ra menjadi raja Mesir dan Yes menjadi ratu yang kedudukannya sama tinggi dengan suaminya, Raja Ra. Karonaim atau Karun menjadi kepala Akademi Kerajaan, sedangkan Ha atau Hama-Aton menjadi penasihat raja. 
Raja Ra berubah menjadi pemimpin yang diktator dengan mempekerjakan paksa suku Apiru yang dianggap bukan suku asli. Tak hanya itu, Raja Pare-Aton juga membuat kebijakan membunuh semua bayi laki-laki yang lahir di tahun kematian.
Imran dan Yakobed adalah salah satu keluarga Apiru yang melahirkan bayi ditahun kematian. Bayi tersebut dihanyutkan oleh Yakobed di sungai Nil yang kemudian ditemukan oleh Ratu Asiyah dan diberi nama Musa. Meskipun sedikit ragu, Raja Pare-Aton pun mengizinkan Ratu Asiyah mengangkat bayi Musa menjadi anak karena ia tak pernah melihat senyum sang ratu begitu bahagia seperti saat bersama bayi Musa. Ratu juga memutuskan Yakobed sebagai ibu susu bayi Musa.

BACA JUGA : KAMUS ARAB-INDONESIA ( AL-AZHAR )
Musa tumbuh besar di bawah pendidikan istana yang sangat ketat selama tujuh tahun. Raja Pare-Amon merasa paling sempurna sehingga mengaggap dirinya sebagai Tuhan. Tak hanya itu, Raja juga menjadikan Putri Utara sebagai istri dan ratu kedua yang resmi dengan hasutan Kepala Pendeta Haman. Sang Ratu tak dapat terus diam di dalam napas Fir'aun yang terhembus sehingga Ratu Asiyah memutuskan untuk pindah menuju istana musim panas yang terletak di Delta hingga usia Musa menginjak dua puluh tahun.  


blog untuk belajar seo dan blog

0 comments